Renungan: Mazmur 113 “Sebab Engkaulah harapanku ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa mudaku, ya Allah.” (Mazmur 71:5)
Wanita ialah makhluk yang lebih beremosi dan kalau kita hanya bergantung pada emosi pasti kita akan terbuai-buai oleh setiap gelora jiwa. Kita mungkin akan menangis, mengomel, berasa depresi dan bermuka asam apalagi mengeluarkan kata-kata yang tidak manis. Tanpa anda menyedarinya, anda sudah tergelincir ke lubang kegelapan kerana emosi yang bercelaru. Pandai-pandai menjaga emosi kita serta berdoa kepada Tuhan. Berkatalah kepada diri sendiri, “Aku tidak mahu menjadi wanita yang berdepresi dan beremosi selalu” tetapi aku mahu bergembira dan menambah puji-pujian kepada-Mu. Aku akan berkata seperti pemazmur, “Tetapi aku sentiasa mahu berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu.” (Mazmur 71:14).
Katakan kepada diri sendiri, “Berharap dan menambah puji-pujian kepada Tuhan satu- satunya azamku.”
Kami sekeluarga serta sanak saudara yang berjumlah hampir empat puluh orang telah pergi ke Shanghai dan Kun Ming bersama-sama. Setelah memanjat gua- gua dan gunung ganang di Negara China, Kun Ming, saya berasa cukup puas cuma kadangkala saya teringat kepada tandas yang tidak berpintu dan cermin yang memancar sederet...Yang paling seronok kami sekeluarga, sanak saudara, tua dan kecil dapat makan angin bersama serta membeli belah. Bergelak tawa dengan anak-anak saudara yang kecil sewaktu mendaki gua memberi kenangan manis.
Sewaktu saya menunjukkan barang hiasan yang murah tetapi cukup cantik kepada teman-teman, tiba-tiba ototku sakit luarbiasa khususnya di bahagian pinggang. Sewaktu berdiri, saya tidak dapat duduk kerana otot saya terlalu tegang dan sakit bahkan saya tidak dapat mengangkat kaki untuk berbaring di katil. Aduh! Saya setengah mati ketika ingin bangun dan turun dari katil saya, entahlah kaki mana yang harus kuturunkan terlebih dahulu. Saya menderita selama seminggu dalam keadaan sedemikian walaupun sudah menelan pil untuk melegakan otot.
Adakah aku akan lumpuh sepanjang umur hidupku?
Pada saat itu aku berseru kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan menguasai emosiku sekalipun aku terpaksa merangkak ke tandas! Hati saya tetap terpaut pada Tuhan. “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.” (Mazmur 91:15, 16).
Puji Tuhan, saya dapat mengalami kesakitan ini tanpa banyak beremosi buruk dan dapat berbaring dengan tenang. “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mazmur 73:26).
Setiap ototku menikam aku selama dua minggu tetapi aku tetap menyerahkan emosi dan mental kepada Tuhan.
Doa: Tuhan Penyayang, ajarlah aku memuji Engkau selalu sekalipun aku mengalami kesesakan dalam batin dan jasmani.
Aku Bersyukur Atas Duri Ini
Aku bersyukur atas duri ini Yang tertanam dalam kehidupanku Engkau Tuhan yang Maha Esa Dan Tuhan yang bijaksana Aku tetap diperbaharui dalam jiwaku Aku bersyukur kepada-Mu atas duri ini Yang menarik aku ke persahabatan-Mu Engkau tetap Tuhan Maha Kasih Dan Tuhan yang setia Aku lebih dekat kepada-Mu dalam jiwaku Aku bersyukur kalau Engkau tidak cabut duri ini Yang menolongku memahami penderitaan-Mu Engkau yang memakai duri dan kayu salib Aku tetap berterima kasih untuk persekutuan penderitaan ini Aku bersyukur kalau duri ini Engkau ambil Yang selama ini tertanam dalam jiwaku Aku berterima kasih atas kebebasan ini Namun aku tetap berterima kasih atas kehendak-Mu