Renungan: Bilangan 6:22 - 27 “Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia.” (ayat 25)
Wajah kita dapat memancarkan wajah serta berkat Tuhan yang mengalir dalam kehidupan kita. Bagai bulan, kita sudah menerima cahaya daripada mentari Ilahi dan segera terpancarlah terang-Nya di dunia sekalipun alam sekeliling cukup gelap. Sebelum umat Tuhan meninggalkan gunung Sinai dan memulakan perjalanan di padang belantara, mereka memerlukan berkat Tuhan kerana perjalanan mereka tidak mudah. Pemberian berkat dilakukan oleh anak-anak Harun yang berketurunan imam. Berkat ini diberikan pada awal-awal pagi. Berkat pertama ialah perlindungan dan penjagaan- Nya. Kedua, Tuhan menyinari wajah-Nya pada wajah mereka dan memberi kasih karunia-Nya; dan ketiga, Tuhan memberi wajah-Nya serta damai-Nya kepada mereka.
Apabila kita bergaul intim dengan Tuhan, wajah kita akan memancarkan wajah Tuhan. Wajah yang masam seperti assam kecut tentu tidak menggambarkan Tuhan yang Maha Penyayang. Wajah yang terpancar kedamaian, kasih karunia, pengharapan dan keyakinan pada waktu kesulitan hanya ada pada kita kalau Tuhan tinggal di dalam diri kita.
Seandai Engkau melihat tanah yang gersang, yang sunyi, sepi, dan kering, Itulah aku yang hampa dan haus,
Tanpa wajah-Mu dan kehadiran-Mu.
Seandainya Engkau melihat ombak yang mengganas, Liar dan keliru, Begitu jiwaku tanpa wajah
Dan ketenangan Roh-Mu.
Seandainya Engkau melihat bulan tersenyum Pada keheningan malam, Begitulah aku penuh dengan kasih-Mu Yang mengalir dalam diriku sungai kasih-Mu.
Seandainya Engkau melihat bebunga berdansa dengan girang
Begitulah aku yang gembira Penuh titisan embun Roh Kudus-Mu.