Renungan: Roma 15:10 - 13 “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.”
(Ibrani 6:19)
Mataku terpukau pada dua pekerja Indonesia yang sedang bekerja di bangunan tinggi sewaktu aku melayang pandanganku ke luar jendela gym. Mereka sedang meletakkan rangka untuk meninggikan bangunan beli-belah itu namun tubuh mereka tidak terikat pada peralatan keselamatan. Aku memperhatikan setiap langkah mereka dengan hati yang berdebar-debar sewaktu mereka melompat dari satu papan ke papan yang lain. Kalau mereka tergelincir selangkah pun, mereka akan terhumban ke lantai yang keras. Bagaimana kalau angin tertiup kencang?
Kehidupan kita juga memerlukan ikatan yang kukuh dan Kristuslah sauh yang kuat dan aman bagi kita. Kalau tidak ada sauh, kita bagai kedua-dua pekerja Indonesia ini yang menanggung kebahayaan dan risiko ditiup angin kuat yang menghembus setiap sudut dunia ini. Bilakah kita akan terhumban ke bawah kerana angin liar ini?
Sauh merupakan besi berat yang diikatkan pada tali atau disambungkan pada rantai, kemudian diturunkan dari tepi perahu atau kapal untuk mengukuhkan posisi kapal di air. Sauh terbaik dalam kehidupan kita hanyalah Tuhan Yesus. Sauh kita bukanlah orang lain, kejayaan kita, kemampuan kita mahupun status kita dalam masyarakat. Sauh yang utuh kita ialah Tuhan Yesus yang memberi jaminan kehidupan.
Kalau kita mengikat sauh kita pada Kristus, pengharapan kita selalu kukuh sekalipun kita menerima berita gempar dari dunia kita. Sebaliknya ikatan kepada yang fana akan menghasilkan perasaan tidak terjamin. Hati bergelora terus! Hanya Tuhan, sumber pengharapan dapat memenuhi kita dengan segala sukacita dan damai sejahtera.
Dadah, minuman keras, serta penghiburan sementara bukan sauh kerana lebih banyak masalah akan timbul kalau kita mengikat diri padanya. Sebaliknya, kita akan tergelincir ke lubang depresi yang mendalam dan ketagihan yang lebih melarat. “Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.” (Mazmur 62:8)
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (Roma 15:13)
“Tetapi aku sentiasa mahu berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu,” (Mazmur 71:14)
Doa: Tuhan Penolong jiwaku, Engkaulah Pengharapan, dan Sauh kehidupanku.