top of page

Hubungan Antara Iman & Kasih Karunia


Ibrani 4: 14, 16

14. Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.


16. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.


Kasih karunia adalah segala perkara yang dilakukan oleh Allah kepada umat manusia melalui Yesus Kristus, manakala iman adalah respon manusia terhadap apa yang telah dilakukan Allah. Jadi, untuk menerima kasih karunia Allah, kita haruslah melakukannya dengan iman. Kasih karunia bukanlah untuk penyelamatan manusia saja. Selepas kita diselamatkan pun, kita masih memerlukan kasih karunia Allah untuk hidup. Segala sesuatu yang kita perlukan untuk kehidupan di dunia berasal dari kasih karunia Allah. Kalau tidak, kita akan kembali kepada usaha dan kekuatan manusia.


Cuba fikirkan, perkara yang begitu mustahil seperti perpindahan kita daripada neraka ke Syurga telah dilakukan oleh Allah melalui kasih karunia-Nya, apa lagi soal yang lebih kecil seperti penghidupan kita di dunia ini, itu juga menuntut kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah ibarat bekalan (supply) dari Allah yang tidak akan putus-putus. Maka, untuk mengambil bekalan yang cukup bahkan melimpah dari 'gudang' kasih karunia Allah ini, itu menuntut iman dari pihak kita untuk memenuhi segala keperluan kita sehari-hari. Kasih karunia Allah hanya mampu dinikmati oleh orang yang beriman, yang tidak mengandalkan intelek, usaha dan kekuatannya sendiri.


Dalam erti kata yang lain, bahagian Allah ialah menyalurkan kasih karunia-Nya, bahagian kita adalah beriman kepada Allah supaya kita dapat menerima kasih karunia-Nya. Firman Allah sendiri mengajak kita yang percaya supaya kita menghampiri takhta kasih karunia itu dengan penuh keberanian supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita tepat pada waktunya (Ibr 4:16). Oleh itu, iman tidak menggerakkan Allah. Allah sudah bergerak 2000 tahun yang lalu melalui karya salib Kristus. Iman itu lebih tepat menggerakkan kita supaya kita bertindak mengambil semua yang telah disediakan Allah bagi kita.


Itulah sebabnya firman Allah mengajar kita untuk teguh berpegang kepada pengakuan iman kita kerana hanya dengan iman kita dapat masuk ke dalam kasih karunia Allah (Ibr 4:14). Tidak ada cara lain. Objek pengakuan iman kita tidak ada yang lain, hanya Yesus Kristus, Anak Allah, Tuhan dan Juruselamat kita. Dialah yang kita akui dalam segala jalan dan fikiran kita. Hal ini merujuk kepada pengiktirafan pekerjaan-Nya yang sempurna di kayu salib, karya penebusan dan pembayaran segala dosa kita supaya kita dapat menghampiri takhta kasih karunia-Nya.


Jadi, marilah kita bersyukur dan terus memuliakan Allah di dalam kehidupan ini. Kita beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam kasih karunia Allah bukan disebabkan oleh pekerjaan kita tetapi pekerjaan Yesus Kristus yang sempurna di kayu salib. Maka, untuk memiliki iman ini, marilah kita meneliti firman Tuhan kerana iman timbul daripada pendengaran firman (Rom. 10:17). Terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus!


Pr. Roy Dinsim


bottom of page